BERTANYA KEPADA DOKTER
Saya punya masalah yang membuat saya penasaran dan saya ingin sekali keterangan serta pencerahannya yang seobjektif mungkin. Masalahnya begini Ada seseorang menawarkan air mineral baru yang saya belum kenal sebelumnya katakanlah merk X. Dia mengatakan bahwa air mineral ini adalah yang paling baik diantara segala merk yang telah ada. Untuk membuktikannya, dia mengeluarkan alat tester, berupa alat listerik mirip elektrolisa, dengan katoda dan anoda, yang mesti dicelupkan kedalam air yang akan ditest, kemudian alat tersebut disambungkan ke outlet listerik PLN. Dia juga membawa juga air mineral kemasan cup, dengan berbagai merk (ada 5 merk) disamping air minum saya sendiri di rumah (air PAM yang telah dimasak). Kemudian alat tester itu dimasukkan bergantian kedalam gelas-gelas air mineral tadi selama beberapa menit per gelas. Bukan sulap bukan magic, kelima gelas itu (termasuk air yang dari saya sendiri), bisa mengeluarkan sedimen yang kotor, ada yang mengendap ada pula yang mengambang! Warna air pun ikut berubah, sedangkan air yang dia tawarkan sama sekali tidak megeluarkan sedimen, hanya berubah warna agak kekuningan sedikit. Ajaib bukan ?
Lantas yang membuat saya penasaran adalah selama berpuluh-puluh tahun saya minum air putih, tidak terjadi gangguan kesehatan apapun, walaupun semua kotoran itu selama ini ikut masuk kedalam perut saya.
Nah sekarang saya ingin pendapat dari para dokter yth., para miliser, para pejabat Lembaga Konsumen dan para produser air mineral yang terhormat pula agar rasa penasaran saya bisa hilang. Juga agar masyarakat luas bisa lebih tenang dalam memilih air minum mineral.
JAWABAN DARI DOKTER
Peralatan yg anda sebutkan, merupakan peralatan yang sangat baik utk menjadikan visualisasi sedimen pada air minum terlihat dg sangat jelas. Alat sebenarnya mengangkat proses elektrolisa yg kemudian membuat sedimen terurai, bisa bersenyawa dengan electroda (Aluminuium) dan menampilkan butiran kasat mata dg disertai warna gelap, hijau dan mengambang dipermukaan.
Peralatan bekerja dengan prinsip pH (derajat keasaman) sang air yang diperiksa, semakin asam semakin berkerak dan berwarna kehijauan sampai hitam, sebaliknya semakin basa, semakin murni sedimen air terlihat dan penguraian sedimen menjadi kristal kasat mata.
Jadi kalau anda memeriksakan air yang hendak diminum, lalu muncul sedimen yang berwarna kehijauan, maka berarti air minum anda disamping mengandung sedimen, juga bersifat asam, sebaliknya bila sedimen hanya berwarna seperti kapur, maka bisa dikatakan air minum anda mungkin bersifat basa (pH lebih besar dari 7).
Menurut WHO, air bisa diminum dg pH 6.5 - 8.5, sementara sedimen tidak diperhitungkan, tetapi menurut yang saya pelajari, derajat keasaman dan sedimen sangat mempengaruhi pencernaan dan berakibat bagi adanya gangguan baik lambung mau pun ginjal dan pembuluh darah.
Jadi terlepas dari caranya untuk memanfaatkan peralatan untuk show kepada anda, tetapi apa yang dikatakn itu adalah benar, kalau mau minum air, minumlah yang paling kecil atau paling sedikit sediman nya, dengan pH yg kalau bisa 7 tanpa bahan kimia.
Selama 5 tahunan saya minum air M yang sekarang sudah tengelam, saya mendapatkan gangguan ginjal yang cukup berarti yang hampir menggagalkan misi saya di Korea waktu itu, tetapi itu juga karena saya masih menggunakan methoda medis dan belum belajar Naturopathy jadi belum mendapat penjabarannya.
Kalau setiap hari anda bergerak, meloncat sana sini, mengerakan kaki anda sedemikian, sehingga organ dalam tubuh anda ikut bergerak, maka air mineral alias air yg mengandung mineral boleh anda konsumsikan kerena dengan pergerakan tadi, kemungkinan endapan plague pada ginjal boleh dikatakan ikut terlempar ketika anda bergerak. Tetapi bukan berarti bahwa anda tidak rawan dari penimbunan sedimen di pembuluh darah.
Mineral yg terkandung dalam air adalah trace mineral dalam bentuk yang jauh lebih besar dari yang bisa diserap tubuh, sisanya adalah mineral dalam bentuk anorganik yang tidak bisa diserap oleh tubuh tetapi bisa diserap oleh tumbuhan yang dengan proses fotosintesa akan dibuatkan organik mineral yang ada pada akar, batang, daun, bunga dan buahnya tumbuhan. Jadi kalau mencari mineral, gunakan tumbuhan sebagai organik mineral bukan menggunakan air mineral yang anorganik, mineral sebagi mineral bagi manusia, karena mineral anorganik ini tidak bisa diserap dan hanya akan menjadi penyumbat pembuluh darah dan timbunan batu di ginjal.
Jadi bagaimana dengan anda, apakah anda bisa loncat-loncat setiap hari dan bukan sekedar jalan kaki slowly but sure? Apakah anda bisa naik turun tangga dengan menjedukan tubuh anda sehingga seluruh organ dalam bergerak? (Ini yg saya lakukan sebagai terapi ketika mengalami batu ginjal di Korea). Bila bisa maka anda boleh saja mengkonsumsi air mineral. Dalam hasil survey anak saya secara on the spot, di Jakarta Barat, seluruh air isi ulang yang didatangi, memproduksi air dengan pola RO (reverse osmosis) dengan hasil kandungan TDS nya beranjak dari 40, pada hal RO bisa menghasilkan TDS dibawah 10, mendekati air suling. Kandungan TDS 40 ini memang lebih baik dari air PDAM yg mendekati 70-90, tetapi berarti chance utk mengalami gangguan lebih besar dibanding TDS lebih kecil dari 10 kan? Dengan TDS 10 ini kalau diperiksa dengan alat tersebut, maka hasilnya tidak terlihat adanya sedimen pada air.
Jadi kesimpulannya berpulang pada anda, mau berjaga-jaga dengan pengetahuan yang ada agar lebih sehat, atau tetap mengumpankan pada tubuh dengan standard dunia bahwa itu tidak berbahaya.